BIOGRAFI
Florence
Nightingale lahir pada 12 Mei 1820 di Villa La Columbaia di Florence; dia
diberi nama setelah kota kelahirannya. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst,
sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan
seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London,Inggris. Sementara ibunya adalah
keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence
Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat
perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya
sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan
berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara
Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Florence Nightingale adalah seorang
reformis Inggris terkenal dalam bidang sosial dan statistik, serta pendiri
modern keperawatan. Dia menjadi terkenal saat menjabat sebagai perawat selama
Perang Crimean, di mana ia cenderung merawat tentara yang terluka. Nightingale
juga seorang penulis yang luar biasa dan serbaguna. Dalam hidupnya banyak
karyanya diterbitkan prihatin dengan menyebarkan pengetahuan medis. Beberapa
traktat itu ditulis dalam bahasa Inggris sederhana sehingga dapat dengan mudah
dipahami oleh orang-orang dengan keterampilan sastra yang buruk. Dia juga
membantu mempopulerkan presentasi grafis dari data statistik. Sebagian besar
tulisannya, termasuk pekerjaan yang luas di atas agama dan mistisisme, hanya
diterbitkan secara anumerta.
Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi
Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir
yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh
biarawati Lutheran (Katolik).
Di sana Florence Nightingale
terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati
kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang
ke Inggris dengan membawa angan-angan tersebut.
Belajar merawat
Pada usia dewasa Florence yang
lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat
banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa
"terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan
kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak
usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard Monckton Milnes seorang penyair dan
seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun
itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia
keperawatan.
Ditentang oleh keluarga
Keinginan ini ditentang keras oleh
ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat
adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak
orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.
Perawat pada masa itu hina karena:
• Perawat
disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara
yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
• Profesi
perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga
dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien
memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan
tidak senonoh
• Perawat
di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena
alasan-alasan tersebut di atas.
• Perawat
masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak
Argumentasi Florence bahwa di
Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa merendahkan profesi perawat
patah, karena saat itu di Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah
disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka
dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.
Walaupun ayahnya setuju bila
Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila
Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya
bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi
berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran.
Tetapi Florence berkeras dan tetap
pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati di
sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth,Jerman di bawah tekanan dari
keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis
yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara
keluarga Florence adalah Kristen Protestan.
Selain di Jerman, Florence
Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.
Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853,
Nightingale kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian
keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit
kecil yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia tekuni
hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya $500 per tahun (setara dengan Rp.
425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence dapat hidup dengan nyaman dan
meniti karirnya.
Di sini ia beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah
peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa; “rumah sakit akan
menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama
lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta
mereka, termasuk ulama untuk orang Islam”. Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan
tersebut sesuai permintaan Florence.
Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di
Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama tentara Perancis berhadapan dengan
tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih
menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit
dan luka-luka.
Keadaan memuncak ketika seorang
wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian
TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di
tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris
tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?".
Hati rakyat Inggrispun tergugah
oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat
kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.
Pada pertemuan dengan Sidney
Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan
diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom,
namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai.
Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupi.
Pada tanggal 21 Oktober 1854
bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale dan termasuk bibinya
Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal.
Pada November 1854 mereka mendarat
di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan
yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan.
Beberapa gadis sukarelawan
terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan
penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit
bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang
merawat.
Dokter-dokter bekerja cepat pada
saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja yang
membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu
saja di luar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat
lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan
mengeluarkan bau tak sedap. Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh
Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut, dan menyanggupi untuk
membantu.
Florence melakukan
perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di
dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di
luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling
tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan
dilakukan dengan cermat;
• Perban
diganti secara berkala.
• Obat
diberikan pada waktunya.
• Lantai
rumah sakit dipel setiap hari.
• Meja
kursi dibersihkan.
• Baju-baju
kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk setempat.
Akhirnya gunungan potongan tubuh,
daging, dan tulang-belulang manusiapun selesai dibersihkan, mereka dibuang
jauh-jauh atau ditanam.
Dalam waktu sebulan rumah sakit
sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit
dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan
bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale.
Ia juga menangani perawat-perawat
lain dengan tangan besi, bahkan mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini
dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah,
bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita,
anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual.
Ketakutan akan hal inilah yang
membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak perempuan mereka menjadi perawat, dan
menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa
lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan
biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan Biarawati Kepala.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat
dan memulihkan diri, Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang
dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.
Namun, kerja keras Florence
membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian
prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang
terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim
dingin pertama Florence berada di sana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah
sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit
seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian
akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat
fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa
ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara
memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir
enam bulan setelah Florence Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris
datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat
itu tingkat kematian menurun drastis.
Namun Florence tetap percaya saat
itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai
makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence
kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk
Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army),
akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal
akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada karirnya
di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai
hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian
prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa
pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah
sakit.
Bidadari berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di
luar kota telah berlalu, seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa
dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan banyak sekali.
Florence menanti rombongan pertama,
namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut apa yang
terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa korban
selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap.
Florence memaksa bintara tersebut
untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang
masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban
tersebut bisa mati kehabisan darah.
Saat bintara tersebut terlihat
enggan, Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor Prince. Berangkatlah
mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya Florence
satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa
tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih
bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia.
Malam itu mereka kembali dengan
membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit
Rusia.
Semenjak saat itu setiap terjadi
pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari
prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari
berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang seharusnya
sudah meninggal.
Selama perang Krimea, Florence
Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu". Pada tahun 1857
Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang Florence
Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana ia
menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian,
dengan membawa lampu.
Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke
Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa
Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika ia berada di medan
pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh yang paling
terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari rumah
keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di
Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis
("demam Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea. Dia
memalangi ibu dan saudara perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.
Sebagai respon pada sebuah undangan
dari Ratu Victoria dan meskipun terdapat keterbatasan kurungan pada ruangannya.
Nightingale memainkan peran utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk
Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita,
Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis
laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia
merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat
adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan
Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.
Meninggal dunia
Florence Nightingale meninggal
dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk
memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret
yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.
Konsep Teori
Keperawatan Florence Nightingale
Inti dari konsep Florence
Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan, yaitu terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial
1.
Lingkungan fisik
Merupakan lingkungan dasar/alami
yang terdiri dari ventilasi dan udara, dan berefek pada lingkungan fisik yang
bersih yang selalu mempengaruhi pasien dimanapun berada. Dan pasien harus
berada dalam ruangan yang bebas dari debu, noda, asap dan bau-bau yang lain.
Tempat tidur pasien harus selalu bersih,udara bersih, ruangan tidak dingin,
tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa, sehingga memudahkan perawatan
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
2.
Lingkungan Psikologi
Kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk pada jiwa dan emosi
pasien,maka ditekankan kepada pasien untuk selalu menjaga rangsangan fisiknya,
mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik, serta aktivitas manual dapat
merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Perawat dalam berkomunikasi dengan
pasien diharapkan jangan terlalu
terburu-buru atau terputus-putus, Komunikasi tentang pasien yang dilakukan
dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik
bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya.
3.
Lingkungan sosial
Penelitian dari lingkungan sosial
terutama hubungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan
dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan dalam melakukan penelitian,
dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data
yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien
yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah
atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh
terhadap lingkungan secara khusus.
Hubungan teori Florence
Nightingale dengan beberapa konsep
1.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a.
Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya
dalam menghadapi penyakit.
b.
Keperawatan
Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi
terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi
lingkungan.
c.
Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
d.
Masyarakaat / lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara
dan cahaya.
2.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan:
a.
Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan
pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial).
b.
Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik,
sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan
lingkungan keseluruhan.
c.
Masalah
Difokuskan
pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
·
Kurangnya informasi tentang kebersihan
lingkungan
·
Ventilasi
·
Pembuangan sampah
·
Pencemaran lingkungan
·
Komunikasi sosial, dll
d.
Diagnosa keperawatan
Berbagai
maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
·
Faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap efektivitas asuhan.
·
Penyesuaian terhadap lingkungan.
·
Pengaruh stressor lingkungan terhadap
efektivitas asuhan.
e.
Inplementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi
kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
f.
Evaluasi
Mengobservasi
dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
Gambaran model
konseptual keperawatan Florence Nightingale:
a. Definisi keperawatan adalah profesi
untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam
pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa
keperawatan adalah Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk
merawat orang yang sakit.
b. Tujuan tindakan keperawatan
adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta
mengendalikan lingkungan
c. Alasan tindakan keperawatan
yakni menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk
menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan luka.
d. Konsep individu adalah merupakan
kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan
berpotensi.
e. Konsep sehat adalah keadaan
bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh.
f. Konsep lingkungan adalah bagian
eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.
Pembahasan Teori
Florence Nightingale
Florence Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat
dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang tepat. Pemberian
nutrisi yang tepat pada pasien sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi
untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus mendapatkan
kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk menyuplai
energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditemukan dalam protein
untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih besar.
Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral untuk metabolisme dan
untuk mengatur proses di dalam tubuh pasien. Individu yang sakit memerlukan
banyak makanan daripada orang sehat dalam upaya penyembuhan dan pemulihan.
Sebagai contoh pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang
mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu penyembuhan.
Protein juga secara khusus penting untuk melawan infeksi karena antibodi yang
digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Diet juga penting. Namun,
banyak penyakit membuat seseorang sulit makan, atau memebuat pasien sulit untuk
mencerna makanan.
Kondisi – kondisi yang memepersulit
pasien/individu mendapatkan nutrisi:
1.
Individu yang menderita luka pada
tenggorok mungkin mengalami kesulitan
untuk menelan.
2. Individu yang mangalami masalah lambung
mungkin mual terhadap makanan.
3. Individu yang demam mungkin tidak nafsu
makan.
4. Banyak pasien telah mengalami kekurangan
nutrisi ketika masuk rumah sakit.
5. Makanan
yang dihidangkan dirumah sakit mungkin berbeda dari makanan yang biasa dikonsumsi pasien. Pasien mungkin tidak suka
makanan rumah sakit.
6. Makanan
mungkin dihidangkan pada waktu ketika pasien tidak biasa makan dan ketika mereka merasa tidak
lapar.
Melalui observasi dan pengumpulan
data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor
lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan
sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu pasien
tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di
jaman sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau
menyikat gigi atau membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak
lebih penting. Oleh karenanya, perawat perlu melihat apakah pasien dapat
mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk
menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka
menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat membedakan praktik
higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai
ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan,
perawat harus membantu pasien memeniuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan
standar rutin.
0 komentar:
Posting Komentar