Home »
» Tokoh Keperawatan Calista Roy
BIODATA
Suster Calista Roy
adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy dilahirkan pada
tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art
Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in
Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.
Roy mengkombinasikan
teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai
sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai
“ Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali
keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan
adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat
kesehatan.
Sebuah studi
penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977
menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan
model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,,
dan nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan
kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan
filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi
keperawatan.
Definisi dan Konsep Mayor
Konsep Mayor yang membangun kerangka
konseptual model adaptasi roy adalah:
1.Sistem adalah
kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan
yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan
balik.
2.Derajat adaptasi
adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual dan
residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif
sendiri.
3.Problem adaptasi
adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan atau
peningkatan kebutuhan.
4.Stimulus fokal
adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung mengharuskan
manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan tingkah
laku.
5.Stimulus
konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang
oleh stimulus fokal.
6.Stimulus residual
adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap perubahan
tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
7.Regulator adalah
subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui neural, cemikal,
dan proses endokrin.
8.Kognator adalah
subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang kompleks dari
persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
9.Model efektor
adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean, interdependensi dan
konsep diri.
10.Respon adaptif
adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai tujuan
manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
11.Fisiologis adalah
kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses adaptasi
dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan istirahat,
eliminasi, nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses
endokrin.
12.Konsep diri adalah
seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu waktu berbentuk
: persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku langsung.
Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri) Kepribadian
yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan
etika pribadi.
13.Penampilan peran
adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di lingkungan
social.
14.Interdependensi
adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai support
sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik
dengan pemeliharaan dan pengaruh belajar.
Model Konseptual Adaptasi roy
Empat elemen penting yang termasuk
dalam model adaptasi keperawatan adalah : (1) manusia; (2) Lingkungan; (3)
kesehatan; (4) keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu
tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elememn
penting pada konsep adaptasi.
Model Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan
struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar
fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi
menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5
kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4
bagian yaitu :
1.Oksigenasi : Kebutuhan tubuh
terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor
gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2.Nutrisi : Mulai dari proses ingesti
dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3.Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil
dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4.Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan
keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan
fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen
tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5.Proteksi/ perlindungan : Sebagai
dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit,
rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6.The sense / perasaan : Penglihatan,
pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.(
Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7.Cairan dan elektrolit. :
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam
basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
8.Fungsi syaraf / neurologis :
Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping
mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik
untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9.Fungsi endokrin : Aksi endokrin
adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan
dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard
& Valentine dalam Roy,1991).
Model Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan
psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual
manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis
antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri
menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal
self.
1.The physical self, yaitu bagaimana
seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran
tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
2.The personal self, yaitu berkaitan
dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang
tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang
berat dalam area ini.
Model fungsi peran
Model fungsi peran mengenal pola -
pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang
dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana
seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
Model Interdependensi
Model interdependensi adalah bagian
akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk
saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan
untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan
berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat
dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu
sistem adaptif adalah respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu
mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak
efektif atau maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik
respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai
suatu sisem.
Subsistem regulator dan kognator
adalah mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan
diperlihatkan melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem
regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem
saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnya
persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional,
yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari bantuan.
0 komentar:
Posting Komentar